Assalamualaikum wr.wb.
Nama : Thooriq M. Fikri
NIM : 17.01.011.049
Pemateri :
Aisyah Desvita S.T.
Pada postingan saya kali ini,saya bakal bahas sedikit tentang AAS (Atomic Absorption Spectroschopy) yang disampaikan oleh pemateri saya,yakni kak Aisyah Desvita S.T. yang mana beliau sempat bekerja di salah satu lab kimia di PT.SUCOFINDO yang merupakan anak perusahaan dari PT. AMAN MINERAL yang beroperasi di Nusa Tenggara Barat,langsung aja ke pembahasan nya.
Jadi
poin-poin penting yang disampaikan oleh Kak Aisyah diantaranya pengertian AAS
itu sendiri. AAS adalah sebuah metode / Teknik analisis kuantitatif
spektrofometri yang didasarkan dari serapan sinar atom.Yang diserap oleh atom adalah
cahaya dengan gelombang tertentu tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada
panjang gelombang tersebut mempunyai cukup energi untuk mengubah
tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik.
Dengan absorbsi energi, terdapat lebih banyak energi yang akan dinaikkan dari
keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan tingkat eksitasi yang bermacam-macam.
Lalu
berikutnya adalah bagian bagian dari AAS,
Bagian-Bagian pada AAS :
a) Lampu
Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa
pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang
akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda
Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi
menjadi dua macam, yaitu : Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1
unsur Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam
sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan
untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam
soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol
dari ke-empat besi lainnya.
Lampu katoda berfungsi
sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan
diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong
untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila
ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan
sekitar.
Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka
lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat
busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya
setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.
b) Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan
merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki
kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas
dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung gas
asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan
gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator.
Merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor
atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat
regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar suara
atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar.
Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada
bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk.
Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor.
Sebaiknya pengecekkan kebocoran,
jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas
tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung
pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar,
selain gas juga memiliki tekanan.
c) Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong
asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung
dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang
dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang
dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting,
agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya.
Cara pemeliharaan ducting, yaitu
dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat
tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang
dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya
yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat.
Penggunaan ducting
yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus
secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk
menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui
cerobong asap yang terhubung dengan ducting.
d) Kompresor
Kompresor merupakan alat yang
terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan
udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor
memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam
merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya
udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan
tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya
udara yang akan disemprotkan ke burner.
Bagian pada belakang
kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan
AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke
kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi tertutup.
Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai
sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan
bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah.,
dan uap air akan terserap ke lap.
e) Burner
Burner merupakan bagian paling
terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai tempat
pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat
terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada
burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari
proses pengatomisasian nyala api.
Perawatan burner yaitu
setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam
botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses
pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator
digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan
diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di
bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang untuk
mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang berupa
larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam
nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari
energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai
yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada
tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan
bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api
yang paling baik, dan paling panas, dengan konsentrasi
Keuntungan penerapan AAS adalah,AAS bekerja lebih spesifik dan sistematis disbanding
Spektrofotometer biasa. Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu
menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh
ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga
menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks
misalnya pelarut.
Sekian pembahasan dari saya,semoga
bacaan ini bermanfaat
Wasalamualaikum wr.wb
#KapSelUTS2018
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar