Selasa, 30 Oktober 2018

METODE ANALISA : AAS

Assalamualaikum wr.wb.
Nama                  : Thooriq M. Fikri
NIM                     : 17.01.011.049
Pemateri             : Aisyah Desvita S.T.

            Pada postingan saya kali ini,saya bakal bahas sedikit tentang AAS (Atomic Absorption Spectroschopy) yang disampaikan oleh pemateri saya,yakni kak Aisyah Desvita S.T. yang mana beliau sempat bekerja di salah satu lab kimia di PT.SUCOFINDO yang merupakan anak perusahaan dari PT. AMAN MINERAL yang beroperasi di Nusa Tenggara Barat,langsung aja ke pembahasan nya.

              Jadi poin-poin penting yang disampaikan oleh Kak Aisyah diantaranya pengertian AAS itu sendiri. AAS adalah sebuah metode / Teknik analisis kuantitatif spektrofometri yang didasarkan dari serapan sinar atom.Yang diserap oleh atom adalah cahaya dengan gelombang tertentu tergantung pada sifat unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang tersebut mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan absorbsi energi, terdapat lebih banyak energi yang akan dinaikkan dari keadaan dasar ke keadaan eksitasi dengan tingkat eksitasi yang bermacam-macam.



              Lalu berikutnya adalah bagian bagian dari AAS,
Bagian-Bagian pada AAS :
a)      Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi menjadi dua macam, yaitu : Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus, hanya saja harganya lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan untuk memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari ke-empat besi lainnya.
              Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan pada lingkungan sekitar.
Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.

b)      Tabung Gas
              Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator. Merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung.
              Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor.
              Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan.

c)       Ducting
              Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya.
              Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal, agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan ducting tersumbat.
              Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui cerobong asap yang terhubung dengan ducting.

d)      Kompresor
              Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan untuk mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner.
              Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar, agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri meerupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap ke lap.

e)      Burner
              Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api.
              Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian. Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling baik, dan paling panas, dengan konsentrasi

              Keuntungan penerapan AAS adalah,AAS bekerja lebih spesifik dan sistematis disbanding Spektrofotometer biasa. Sedangkan kelemahannya yaitu pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama, serta pengaruh matriks misalnya pelarut.

              Sekian pembahasan dari saya,semoga bacaan ini bermanfaat

Wasalamualaikum wr.wb

#KapSelUTS2018






 Sumber :


Senin, 08 Oktober 2018

Pengaplikasian Blast Furnace pada Industri Pengolahan Baja


Nama                 : Thooriq M. Fikri
NIM                   : 17.01.011.049
Pemateri            : Kholida Tul Khairy .ST

                             Assalamualaikum wr wb, dalam tulisan ini saya akan menjelaskan sedikit tentang Krakatau Steel sebagai salah satu industry pengolahan baja terbesar,proyek barunya yakni Blast furnace,dan Proses pengolahan besi yang terjadi di Blast Furnace.

PT Krakatau Steel merupakan perusahaan pengolahan baja terbesar di Indonesia,sekaligus merupakan BUMN yang bergerak di bidang industri baja. PT Krakatau Steel Didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970 dan berlokasi di Cilegon,Banten. Produk yang dihasilkan oleh PT Krakatau Steel yakni :

·       Besi Spons

·       Slab Baja

·       Billet Baja

·       Baja Lembaran Panas

·       Baja Lembaran Dingin, serta

·       Batang Kawat



Perusahaan yang memiliki visi “Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif untuk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia” dengan kapasitas produksi 3,15 juta ton per tahun ini memiliki wajah baru dalam pengolahan baja yakni mesin pengolahan baja Blast Furnace atau Tanur tiup.



Blast Furnace merupakan tanur metalurgi yang digunakan untuk mereduksi secara kimia dan mengkonversi secara fisik bijih besi yang padat menjadi logam besi yang panas.Peleburan ini bertujuan agar memisahkan bijih logam besi dari pengotor-pengotornya,Pengotor yang dimaksud misalnya sulfur pada bijih. Proses ini bertujuan untuk meningkatkan nilai dari kemurnian bijih itu sendiri,proses peningkatan kemurnian ini disebut dengan tahap Enrichment.



Pada penggunaan Blast Furnace,bahan baku yang digunakan ialah bijih besi,kokas,dan batu kapur (Limestone).Adapun bijih besi yang digunakan adalah Hematit,Siderit,Magnetit,dan Himosit,Meskipun begitu bijih besi Hematit (Fe2O3) lah yang paling umum digunakan dikarenakan Hematiti memiliki kadar besi yang tinggi dengan pengotor yang relative rendah.

Selama proses pemurnian berlangsung,angin panas akan terus diberikan kedalam tungku melalui Tuyere agar terbentuklah kondisi panas pada bagian dalam tungku.Pada pengoperasian Blast Furnace,Blast Furnace akan terus beroperasi selama bertahun-tahun tanpa dimatikan.Pengoperasian Blast Furnace hanya akan dihentikan ketika saat Maintenance yang sudah diagendakan sebelumnya.



Proses reaksi reduksi dimulai ketika bijih besi masuk Bersama kokas dan bahan imbuh,bijih Fe3O4 tereduksi oke CO sehingga menghasilkan 3FeO + CO2 ,reaksi ini terjadi pada kisaran suhu 400 derajat C. Proses reduksi berlanjut pada kisarah suhu 1400 Derajat Celcius dimana 3FeO + CO menghasilkan 3Fe + CO2.secara bersamaan pada suhu ini batu kapur (CaCO3) juga ikut bereaksi menjadi CaO + CO2 ,reaksi ini bertujuan agar nantinya unsur pengotor dapat diikat dan dipisahkan dari bijih besi.



Lalu pada suhu tinggi sekitar 1800 derajat Celcius reaksi pengambilan unsur-unsur pengotor mulai terjadi CaO mengikat SiO2 yang menjadi pengotor pada bijih menjadi CaSiO3 agar dapat dibuang sebagai Slag.



Berikut adalah informasi tentang Blast Furnace yang merupakan mesin pengolahan baja yang digunakan oleh Industri pengolahan Baja Kraktau Steel,Definisi secara umum mengenai Blast Furnace,dan Proses-proses yang terjadi di dalamnya.





Terimakasih telah membacanya



Salam

#KapSelUTS2018